MAKALAH ORGANISASI KEGIATAN KEHUMASAN

ORGANISASI KEGIATAN KEHUMASAN
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Citra Diri dan Kehumasan
Dosen Pengampu : Sugiyono, S.E., M.M.











Oleh Kelompok 1:
ü  Ahmad Sigit P.                      (155502000) VKB
ü  Dwi Kurnia Novita S.           (155502039) VKB
ü  Eva Fitriana Nur Utami        (155502052) V KB
ü  Fatma Faidah                        (145501690) VKB


MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PUTRA BANGSA
2017/2018



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWrWb
Alhamdulillah, puji syukur kepada Tuhan Yang MahaEsa, karena atas limpahan rahmatnya, sehingga penulisan makalah tugas manajemen citra diri dan kehumasan yang berjudul “Organisasi Kegiatan Kehumasan”  dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Manajemen Citra Diri Dan Kehumasan oleh dosen pengampu matakuliah Manajemen Citra Diri Dan Kehumasan, Sugiyono, SE., M.M.
Makalah ini di tulis dari hasil penyusunan data-data yang diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel, serta informasi media sosial yang berhubungan dengan tema di atas, tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerjasama sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Saya mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan bermanfaat bagi semua pembaca amin.

Wassalamu’alaikumWrWb



Kebumen, 4 Oktober 2017                         


Tim Penulis



DAFTAR ISI
                                                                                                                           Hlm
HALAMAN COVER......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………...... iii
BAB I  PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang........................................................................................
B.       Rumusan Masalah...................................................................................
C.       Tujuan......................................................................................................
BAB II  PEMBAHASAN
1.      Fungsi humas dalam sebuah organisasi...................................................
2.      Organisasi profesi humas........................................................................
3.      Kedudukan public relations dalam organisasi.........................................
4.      Tugas humas dalam organisasi................................................................
5.      Kegiatan-kegiatan humas .......................................................................  
BAB III PENUTUP............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................




DAFTAR ISI




















BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas (PR) adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan melaksanakan program-program terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait.
Public Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah dicapainya. Public relation atau hubungan masyarakat masih merupakan bidang baru terutama di Indonesia. Lahirnya public relations seperti yang dipraktekan sekarang ialah karena adanya kemajuan-kemajuan dalam berbagai macam bidang itu. Kemajuan yang sekaligus merupakan juga kekuatan-kekuatan dalam masyarakat, memisahkan manusia kedalam berbagai kelompok atau golongan, yang masing-masing mempunyai tujuan sendiri dan berusaha untuk mencapai tujuan itu dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka untuk menciptakan kerja sama, public relations merupaka suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini, dimana orang-orangnya bergerak diberbagai bidang, misalnya dalam bidang industri, perusahaan, pendidikan, pemerintahan, kerokhanian, social ekonomi, politik perburuan dan sebagainya. Banyak orang tidak percaya dan sulit mempercayai bahwa humas bermanfaat bagi organisasi atau lembaganya, anggapan itu dikarenakan kesalahan penerapan humas itu sendiri, penerapan humas terkadang cenderung tidak terintegrasi dengan bagian yang lain, dan tidak terencana dengan baik , padahal humas tidak beda dengan fungsi manajemen yang lainnya, yang memerlukan perencanaan, pengorganisasian, aksi dan evaluasi, dalam arti kerja humas haruslah terencana dengan baik, dan dirumuskan tujuannya serta ditentukan tingkat keberhasilannya.
Pendekatan public relations memang tidak harus dilihat semata-mata sebagai aparat kelembagaan, seperti dalam wujud Bagian Humas atau Biro Humas. Yang utama, memang, penerapannya sebagai metode komunikasi oleh tiap karyawannya. Mengingat diperlukan waktu panjang untuk mengusahakan tiap karyawan mampu menerapkan public relations sebagai metode komunikasi dalam kehidupan dan kegiatan sehari-harinya, hadirnya public relations sebagai lembaga di lingkungan pemerintah kabupaten dan kota masih diperlukan. Selain dua pendekatan itu, masih dimungkinkan pendekatan ketiga yakni peran humas dirangkap top manager atau perangkat pemerintah lain. Kemungkinan lainnya, pemerintah mempekerjakan konsultan jasa di bidang public relations yang berada di luar struktur pemerintahan, terus – menerus atau secara insidental.
Dalam era ini humas sebagai salah satu fungsi manajemen dalam lingkungan pemerintah kabupaten atau kota perlu tetap dipertahankan bahkan harus ditingkatkan perannya. Peningkatan perannya dengan jalan memperbarui dan menyesuaikan konsep humas pemerintah yang selama ini kita kenal, dan menerapkan konsep public relations dalam manajemen modern selaras tuntutan dan tantangan era Orde Reformasi, era Masyarakat Informasi dan era Otonomi Daerah.

B.     Rumusan Masalah

1.        Apa fungsi humas dalam sebuah organisasi?
2.        Apasaja Organisasi Profesi Humas?
3.        Bagaimana Kedudukan humas dalam Organisasi ?
4.        Bagaimana tugas humas dalam organisasi?
5.        Apa kegiatan-kegiatan humas dalam organisasi?

C.     Tujuan

1.      Mengetahui fungsi humas dalam sebuah organisasi.
2.      Mengetahui Organisasi Profesi Humas.
3.      Mengetahui kedudukan humas dalam organisasi.
4.      Mengetahui tugas humas dalam organisasi.
5.      Mengetahui kegiatan-kegiatan humas dalam organisasi.

BAB II

PEMBAHASAN


A.     FUNGSI HUMAS DALAM SEBUAH ORGANISASI


            Fungsi atau peranan adalah harapan publik terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh public relations sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang public relations. Jadi, public relations dikatakan berfungsi apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik, berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan publik  (Kriyantono, 2008: 21)
            Secara garis besar fungsi public relations adalah:
a.         Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya (maintain good communication)
b.        Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest)
c.         Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good morals & manners)

Fungsi humas dalam sebuah organisasi pada umumnya, antara lain :
a.    Penyusunan Kegiatan / Programing
Meliputi
Ø  Analisa masalah dan alternatif
Ø  Penetapan tujuan dan publik (kelompok yang dukungan atau pengertiannya diperlukan).
Ø  Pemberian saran serta perencanaan aktivitas
Programming ini bisa juga termasuk penyusunan anggaran dari persetujuan terhadap tanggungjawab orang-orang tertentu (termasuk non humas). Misal Direktur Utama dari perusahaan seringkali merupakan gambaran kunci dalam aktivitas humas.
b.    Keterpautan (Relationships)
Keterpautan atau keterkaitan humas merupakan fungsi tertentu, seorang humas bisa lebih mengembangkan keterampilannya dalam mengumpulkan informasi dari manajemen, rekan internal perusahaan, serta dari Eksternal perusahaan (luar organisasi). Pengembangan ketrampilan melalui :
Ø  Secara kontinyu mengevaluasi apa yang telah dilaksanakan
Ø  Merumuskan rekomendasi
Ø  Mengusahakan persetujuan manajemen dalam sebuah keputusan
Banyak kegiatan humas menuntut keterkaitan dengan dan melalui hubungan kerjasama ; staf personalia, staf direksi, staf pemasaran.
Petugas Humas dikatakan efektif apabila ‘’dapat berpengaruh terhadap orang lain ‘’
Petugas Humas adalah “mewakili” dan “bekerja” atas nama organisasinya, berhubungan secara formal dan nonformal termasuk dengan ; lembaga pemerintah, pendidikan, masyarakat umum
c.    Penulisan & Penyuntingan
   Petugas Humas seringkali berhubungan dengan kelompok besar dalam masyarakat, maka membutuhkan alat/role yang dinamakan dengan :
Ø  “Kata-kata tercetak”, yaitu : siaran berita (news release), brosur, pidato, naskah, artikel majalah promosi, informasi produk (barang/jasa) yang dimiliki.
Ø  “Materi Teknis”, yaitu : publikasi tentang para pekerja, surat berita (news-letter), laporan pemegang saham dan komuniasi manajemen lainnya.
Ø  Syarat alat mutlak dan harus terdapat pada alat-alat komunikasi diatas adalah menggunakan gaya penulisan yang jelas, secara efektif mengkomunikasikan hal-hal yang diperlukan
d.    Informasi (Information)
Ø  Informasi adalah aktifitas Humas yang umum dilakukan, dengan menunjuk saluran yang tepat bagi penyebaran materi. Bisa melalui : surat kabar, stasiun radio, majalah dagang/majalah umum.
Ø   Humas harus mengetahui terlebih dahulu pengetahuan tentang surat kabar dan media yang ditunjuk, berikut spesialisasinya serta minat dari editornya.
Ø   “anda harus memperoleh editor yang tepat dari media komunikasi yang tepat dengan berita yang tepat pada saat yang tepat”.
e.    Produksi (Production)
a)        Memilih cara-cara penting dalam berkomunikasi, melalui :
Ø   Brosur
Ø   Laporan khusus
Ø  Program multimedia
b)        Humas tidak perlu menjadi seorang ahli dalam seni, tipografi, fotografi, akan tetapi pengetahuan tentang teknik tersebut diperlukan bagi perencanaan dan pengawasan kehumasan.
c)        Petugas Humas memiliki keharusan mengembangkan pengetahuan yang seyogyanya mendukung fungsi-fungsi produksi, untuk menghasilkan cara berkomunikasi yang efektif dan efisien.
f.     Peristiwa Khusus (Special Events)
a)        Bisa dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya :
Ø  Konferensi Pers
Ø  Pameran
Ø  Pertunjukan khusus
Ø  Perayaan ulang tahun
Ø  Kontes dan program berhadiah
Ø  Kunjungan / lawatan khusus
Ø  Pertemuan khusus
b)        Tujuannya adalah untuk menarik perhatian dan memperoleh penerimaan dari masyarakat.
c)        Perlu perhatian khusus dari hal yang sekecil mungkin, sampai dengan publisitas dan laporan khusus.
g.    Pidato (Speaking)
a)        Pekerjaan Humas menuntut keterampilan dan kemampuan dalam berkomunikasi tatap muka dan mencari forum yang cocok.
b)        Mempersiapkan pidato bagi orang lain dan ataupun menyampaikan pidato, menjadi keahlian penting dalam kehumasan.
c)        Efektif menyampaikan pesannya kepada orang dan kelompok, bisa mempengaruhi orang lain, dan menjadi penyampai pesan yang baik untuk orang lain.
h.    Penelitian dan Penilaian
a)        Aktivitas pertama yang harus dilakukan seorang Humas adalah “Fact-Finding” artinya “pengumpulan fakta”.
b)        Kegiatan ini bersifat sangat pribadi melalui wawancara, pengkajian materi, percakapan yang sifatnya informal.
c)        Pengumpulan data juga bisa melalui ; teknik survei dan penelitian opini.
d)        Setelah program selesai, humas harus mempelajari hasilnya dan menilai pelaksanaan dan keefektifan program, untuk dilaporkan kepada manajemen.

B.     ORGANISASI PROFESI HUMAS


1.        PERHUMAS
Pada tanggal 15 Desember 1972 para praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) di jakarta. Berikut tujuan-tujuan PERHUMAS adalah sebagai berikut :
1)      Meningkatkan perkembangan dan keterampilan profesional hubungan masyarakat di Indonesia.
2)      Memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai hubungan masyarakat.
3)      Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para anggotanya.
4)      Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun dengan bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun diluar negeri.
Tahun 1977 Perhumas memprakarsai berdirinya organisasi humas di Asia Tenggara yaitu FAPRO (Federation of ASEAN Public Relations Organization) di Kuala Lumpur. Indonesia melalui Perhumas ditunjuk menjadi tuan rumah konferensi FAPRO di jakarta.
Sebagai organisasi resmi, Perhumas telah menetapkan kode etik profesi dan telah terdaftar di Departermen Dalam Negeri dan Departermen Penerangan waktu itu, serta tercatat dan diakui oleh International public Relations Association (IPRA), yang merupakan organisasi profesi di tingkat internasional.
2.        APPRI
Di Indonesia juga terdapat organisasi yanng menghimpun perusahaan humas, yakni APPRI (Asosiasi Perusahaan Public Relations). APRI didirikan pada 10 April 1987 di Jakarta bersifat independen. Tujuan Apri Adalah sebagai berikut:
1)           Menghimpun, membina dan mengarahkan potensi perusahaan public relations nasional, agar secara aktif, positif, dan kreatif, turut serta dalam usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
2)           Mewujudkan fungsi public relations yang sehat, jujur dan bertanggung jawab, sesuai dengan kode praktik dan kode etik yang lazim berlaku secara nasional dan internasional.
3)           Mengembangan dan mewujudkan kepentingan asosiasi dengan memberikan kesempatan kepada para anggota dengan konsultasi dan kerjasama serta memberikan saran bagi pemerintah.
4)           Memberi informasi kepada klien bahwa anggota APPRI memenuhi syarat untuk memberikan nasihat dalam bidang public relations dan akan bertindak untuk klien menurut kemampuan profesionalnya.
5)           Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal kepentingan usaha dan profesi, dan menjadi forum koordinasi praktik publik relations.
6)           Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui mengenai pengalaman dan kualifikasi para anggotanya.
7)           Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public relations.
APPRI juga telah menetapkan kode etik profesi dan memberlakukan pada anggotanya. Sampai sejauh ini anggota APPRI telah berkiprah di tingkat internasional.
3.        Organisasi Profesi Humasi Di Luar Negeri
Berikut beberapa profil organisasi profesi dari negara-negara di Dunia, antara lain yaitu:

1)      PRSA (Public Relations Sociaty of American)
Berkantor pusat di New York, PRSA berdiri tahun 1947. PRSA memiliki tujuan sebagai berikut:
a.       Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang humas.
b.      Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidanb kehumasan.
c.       Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan tujuan, fungsi humas dan seterusnya kepada kelompok-kelompokusaha.
d.      Untuk memperbaiki hubungan pelaksanaan humas dengan para majikan dan klien.
e.       Untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang tinggi pelayanan umum dan tingkah laku.
f.        Untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Serta untuk menerbitkan pamflet, buku, monografi, majalah dan sebagainya.
g.      Untuk menggiatkan, menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset serta memberikan, menghibahkan, dan menseponsori pemberian beasiswa.
2)      Institute Public Relations of British (IPR)
IPR merupakan organisasi humas di nggris didirikan secara resmi dan mendapat pengakuan pada tahun 1964, tujuan PR adalah sebagai berikut :
a.         Untuk memajukan perkembangan humas.
b.         Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar profesional yang tinggi untuk para anggotanya.
c.         Untuk mengatur diskusi, konferusik, pertemuan, dan lain-lain mengenai masalah yanag menjadi pertimbangan bersama.dan secara umun bertindak sebagai wadah bagi pertukayan gagasan mengenai praktek kehumasan.
3)      Netherlands Society of Public Relations
Beberapa tokoh pers terkemuka di Belanda merintis suatu perhimpunan profesi humas yang pada tahun 1952 telah mendapat izin dari kerajaan, dengan nama Netherlands Society of Public Relations dan pada tahun 1979 namanya diganti menjadi NGPR (Vereniging voor Public Relations en Voorlichting/Asosiasi PR dan informasi)

.
4.        Organisasi Profesi Humas Internasional
Organisasi humas tingkat internasional terbentuk pada Mei 1955 dalam suatu pertemuan di Stratfort-Upon-Avon, Dengan tujuan sebagai berikut:
1)        Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman profesional antara mereka yang berurusan dalam kegiatan humas mengenai kepentingan internasional.
2)        Mengadakansuatu rotasi apabila anggotanya setiap saat memerlukan pemberitahuan dan bimbingan.
3)        Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktik kehumasan umumnya di seluruh negara dan terutama di bidang internasional.
4)        Meningkatkan praktik kehumasan di semua bidang kegiatan di dunia dan memajukan nilai-nilai dan pengaruhnya melalui promosi ilmu pengetahuan.
5)        Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang mempengaruhi praktik kehumasan yang biasa terjadi di berbagai negara termasuk masalah-masalah seperti status profesi sebagai kode etik profesi.
6)        Menebitkan berbagai buleti, majalah atau terbitan-terbitan lain, seperti “Who’s Who” dibidang humas internasional.
7)        Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin menguntungkan para anggotanya.
Keanggotaan IPRA terbuka bagi semua orang yang bertanggung jawab penuh bagi rencana dan pelaksanaan suatu bagian penting dan berkaitan dengan semua kegiatan dari suatu badan hukum, perusahaan,perserikatan, pemerintah atau organisasi lain yang membina hubungan baik dan produktif dengan publik atan khalayak ramai.

C.     KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS DALAM ORGANISASI


Bahwa kedudukan humas/PR adalah menilai sikap masyarakat (public) agar tercipta keserasian antara masyarakat dan kebijaksanaan organisasi/instansi. Karena mulai dari aktivitas, program Humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran (target) yang hendak dicapai oleh organisasi/instansi tersebut tidak terlpas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya. Dalam menjalankan fungsinya seorang PR/Humas, sebagai pejabat humas dituntut untuk memiliki empat kemampuan, yaitu:
a.       Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fkata di lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematic yang dihadapinya.
b.      Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya.
c.       Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa pandangan atau opini public (crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan organisasi instansi yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling mnguntungkan.
d.      Kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya toleransi, saling menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik publik internal maupun eksternal.

Dan peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public relations practitioner) dalam suatu organisasi/instansi, antara lain:
a.       Menjelaskan tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak publiknya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas bersangkutan lebih memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan disampaikan itu.
b.      Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar pelaksanaan public policynya. Jangan sampai pesan atau informasi tersebut membingungkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya, sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh public.
c.       Pihak PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data atau sumber informasi actual dan factual, yang menyangkut kepentingan organisasi maupun publiknya.

D.    TUGAS HUMAS DALAM ORGANISASI


Secara umum Public Relations di artikan sebagai suatu kegiatan membangun hubungan dengan public. Hubungan yang di maksud adalah hubungan yang di sertai niat baik antara perusahaan atau organisasinya dengan publiknya.
Pembentukan divisi PR dalam sebuah organisasi atau perusahaan bertujuam untuk membantu atau mendukung apa yang menjadi tujuan spesifik dari perusahaan tersebut, yang kemudian di lanjutkan dengan dikembangkannya hubungan yang harmonis dengan public. International Center of Public Relation mengemukakan sepuluh cara PR dalam mendukung tujuan perusahaan, yakni :
1)      Mempromosikan barang atau jasa
2)      Mendeteksi key issue dan peluang peluang yang mempemgaruhi perusahaan
3)      Menetapkan organization posture dalam berhubungan dengan public
4)      Meningkatkan goodwill terhadap seluruh karyawan
5)      Menvegah dan menyelesaikan masalah ketenagakerjaan
6)      Meningkatrkan goodwill  pemegang saham
7)      Menghindarkan kesalahpahaman atau kecurigaan public terharap perushaan
8)      Menginvestigasi perilaku kelompok kelompok yang mempengaruhi organisasi
9)      Memformulisasikan kebijakan kebijakan dan cara penerapannya
10)  Memperhatikan perubahan – perubahan yang berhubungan dengan Public Relation. Dalam PR two- way communication adalah hal yang sangat mendasar. Ini di karenakan komunikasi timbal balik akan menciptakan mutual understanding dan public support, yang pada gilirannya nanti akan menimbulkan goodwill.
Tujuan di atas sangat inhern dengan tujuan perusahaan karena prinsip pokok public relation bertolak dari organisasi. PR tidak pernah terpisah dari organisasi. Nama baik oraganisasi tidak tergantung pada apa yang di kerjakan, tetapi terletak pada bagaimana organisasi tersebut menempatkan diri agar di terima di sukai public. Agar semakin di kenal, prinsip banyak bicara banyak bekerja perlu di realisasikan. Untuk dapat di kenal perlu ada usaha untuk memperkenalkan diri kepada pihak lain.
Pr memegang peranan yang sangat sentral dalam usaha memperkenalkan diri agar semakin di kenal dan di cintai public. Sebagai fungsi menejemen strategis, PR ideal adalah PR yang menjebatani kepentingan organisasi kepada public. Misalnya, Public Relation menjalankan fungsi sebagai pemberi informasi tentang peraturan baru yang di terapkan di dalam perusahaan.
Fungsi strategis lainnya adalah memperkenalkan kegiatan organisasi kepada public. Bila hubungan antara organisasi dengan public berjalan baik, maka akan sangat mudah untuk memperkenalkan kegiatan organisasi kepada public. Perkenalan yang efektif akan menghasilkan partisipasi public dalam suatu kegiatan. Tujuan terakhirnya selalu bermuara pada terjalinnya hubungan baik antara organisasi dan public.
Fungsi PR yang tidak kalah penting adalah memberi masukan kepada pemimpin organisasi. Disini PR harus dapat memberikan konseling dan menjadi konselor yang baik bagi managemen. Fungsi PR yang berada di tengah tengah yang mampu bergaul ke atas dan ke bawah sekaligus. Apa yang di perankan oleh PR harus benar benar mencerminkan visi, misi, dan nilai nilai dasar organisasi. Dalam upaya membina hubungan dengan public, membentuk citra baru bagi perusahaan, maka seorang PR harus mampu membuat program yang mencerminkan visi, misi dan nilai nilai dasar organisasi, bila semua peran di jalankan dengan semestinya, maka dukungan dari segmen public akan terjalin secara otomatis. Produk dan jasa yang di hasilkan pun akan menjadi objek perhatian public.
Menurut Grunig dan Hun, sebuah sistem terdiri dari aspek-aspek; lingkungan (Enveronment), pembatas (Boundary), masukan (Input),keluaran (Output), proses (troughtput), dan umpan balik (feedback). Selain itu, bentuk sistem organisasi terbagi menjadi tertutup dan terbuka. Organisasi tertutup adalah sistem organisasi yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya, dalam artian semua elemen dan kebutuhan organsiasi dapat dipenuhi oleh internal organisasi. Sedangkan organisasi terbuka adalah sebaliknya, membutuhkan elemen dan interaksi dengan lingkungan luar.
Bagaimana keberadaan dan peran humas di dalam struktur organisasi ? ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan humas dalam struktur organisasi; (1) besar kecilnya organisasi, dan (2) kemauan pemimpinnya. Dalam organisasi Humas terdapat dua peran besar bagi humas, yaitu sebagai teknisi dan manajer. Sebagai manajer humas berperan sebagai:
1.        Expert preciber (ahli atau penasehat manajemen)
Praktisi humas dianggap sebagai seorang ahli yang bisa memberi solusi bagi permasalahan humas sebuah organisasi dan manajemen.
2.        Communications facilitator
Praktisi humas bertindak sebagai perantara, penghubung, penerjemah serta mediator, menjaga terwujudnya komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya.
3.        Problem solving process facilitator
Humas dilibatkan dalam memecahkan masalah organisasi, meskipun peranannya masih dalam koridor komunikasi.
Sedangkan Dozier mengidentifikasi dua peran tingkat menengah, yaitu:
1.        Media relations role. Tugas praktisi humas memastikan media selalu mendapat informasi dari organisasi apa saja yang dibutuhkan dan dikhawatirkan media.
2.        Communication and laison role. Humas bertugas sebagai perwakilan dari organisai dalam kegiatan-kegiatan untuk menciptakan peluang berkomunikasi antara organisasi dan publiknya.

E.     KEGIATAN-KEGIATAN HUMAS


Pekerjaan-pekerjaan humas yang dihadapi para petugasnya baik pimpinan humas ataupun bukan, sesungguhnya ada banyak. Keragaman pekerjaan yang mereka tangani, tergantung pula dari kebijakan pimpinan organisasi / perusahaan / instansi dimana mereka bekerja, baik humas internal ataupun humas eksternal
a.      Humas Internal
Internal relations (hubungan internal) adalah kegiatan PR untuk membina hubungan dengan publik internal, seperti karyawan, para manajer, top management, dan para pemegang saham (stockholders) agar citra dan reputasi organisasi atau perusahaan tetap positif dimata public internal.
a)      Hubungan Karyawan
Sebuah organisasi, lembaga atau perusahaan jangan berharap memperoleh hubungan komunitas yang baik apabila para karyawannya tidak diberikan informasi atau diberikan informasi yang salah. Kegagalan yang serius dalam komunikasi karyawan menciptakan kelambanan pegawai, ketidakefisienan, produktivitas menurun, semangat kerja menurun, mungkin timbul pemogokan, serta masalah lain yang menimbulkan dan merugikan organisasi, lembaga atau perusahaan, misalnya penjualan produk jasa menurun, keuntungan berkurang, juga citra dan reputasinya menjadi negatif (Moore, 2004 : 348).
Dalam melakukan hubungan dengan karyawan, banyak cara dan media yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan. Diantaranya:
a)        Komunikasi lisan antar personal. Komunikasi lisan antarpersonal merupakan metode berhubungan dengan karyawan yang paling efektif.
b)        Sistem pidato secara kelompok. Di pabrik atau di kantor, sistem ini biasanya digunakan untuk menyebarkan informasi penting secara cepat dan tepat, tanpa harus memanggil karyawan dari pekerjaannya. Siaran dari manajemen puncak melalui pengeras suara yang disebar di setiap unit pabrik atau kantor.
c)        Sistem informasi telepon. Untuk memberikan informasi kepada karyawan tentang masalah organisasi, lembaga, atau perusahaan, beberapa perusahaan besar telah menggunakan pelayanan informasi melalui telepon kepada karyawannya.
d)        Rapat merupakan media komunikasi yang lazim dilaksanakan manajemen dengan karyawan.
e)        Siaran televisi terbatas. Siaran televisi terbatas (internal) yang menggambarkan kemajuan dan pelaksanaan perusahaan digunakan perusahaan besar dalam melakukan komunikasi dengan para karyawannya.
f)         Gelanggang terbuka (open house). Gelanggang terbuka yang ditunjukan untuk karyawan dan keluarganya memberikan kesempatan kepada pihak manajemen untuk berkomunikasi dengan para karyawan.
g)        Kunjungan pelaksana ke berbagai bagian.
h)        Surat manajemen. Surat manajemen yang memaparkan masalah perusahaan yang sangat penting disebarkan kepada karyawan oleh pengawas atau dikirim ke rumah karyawan.
ü  Surat kabar atau majalah karyawan.
ü  Papan pengumuman
ü  Pameran produk, bahan baku dan produk akhir memberikan kesan kepada karyawan berkenaan dengan peranannya dalam menghasilkan produk tersebut.
ü  Laporan keuangan. Untuk memberikan informasi kepada karyawan tentang keuangan perusahaan dan memperbaiki kesalahpahaman tentang penghasilan, laporan keuangan sementara dan laporan keuangan tahunan disebarkan kepada karyawan.
ü  Iklan surat kabar atau majalah perusahaan. Iklan yang dipasang di surat kabar atau majalah perusahaan memberikan informasi kepada karyawan dan keluarganya tentang kegiatan perusahaan.
ü  Buku penuntun atau pedoman karyawan. Digunakan untuk memberikan informasi kepada karyawan tentang kebijaksanaan, prosedur, jam kerja, gaji, keuntungan serta ketentuan dan peraturan.
ü  Amplop daftar gaji. Amplop daftar gaji digunakan untuk memberikan informasi kepada karyawan tentang perubahan gaji, pensiunan, dan asuransi kelompok.
ü  Kaset, film dan slaid media komunikasi karyawan yang utama. Pita serta film digunakan untuk memberikan informasi kepada karyawan baru tentang sejarah perusahaan, organisasi, produk dan ketentuan karyawan.
ü  Rak baca yang diisi buku mini tentang masalah perusahaan, politik, ekonomi, sosial, kesehatan, penghematan, keamanan, hobi, masakan, olahraga dan hal-hal yang menarik lainya untuk para karyawan.
b)      Hubungan Pemegang Saham 
Tujuan hubungan pemegang saham adalah untuk membangkitkan perhatian pemilik pada perusahaan; menciptakan suatu pengertian yang lebih baik antara perusahaan dan para pemilik saham dengan komunitas finansial; membujuk para pemegang saham untuk memakai dan menganjurkan pembelian produk perusahaan; mengurangi pergantian para pemegang saham dan mempromosikan pemilikan saham sebagai suatu investasi jangka panjang; mengurangi kritik pemegang saham dan oposisi terhadap manajemen; memantapkan pasaran untuk jaminan perusahaan; meningkatkan prestise atau gengsi sebuah perusahaan di antara para pemilik; mendapatkan kesetiaan para pemegang saham untuk menjamin pengendalian operasi oleh manajemen; memperoleh dukungan para pemegang saham sebagai suatu sumber modal baru; menciptakan minat para investor baru dan meningkatkan modal tambahan; mendapat rekomendasi yang baik dengan jaminan perusahaan dari para penasihat investasi dan analis jaminan; dan mendapat dukungan pemegang saham untuk proyek-proyek PR (Moore, 2004 : 365)

b.      Humas Eksternal
External relations (hubungan eksternal) adalah kegiatan PR yang melakukan hubungan dengan publik eksternal sebuah organisasi atau perusahaan, seperti pers, pendidik, dan para pemuka pendapat. Sebagai analogi, seorang PR itu satu kaki berada di organisasi atau perusahaan dan satu kakinya lagi berada di publik. Artinya, kaki seorang PR itu harus merentang.
a)    Hubungan Pemasok
Ketergantungan para pengusaha kepada para pemasok (supplier) komponen produk meningkat selama bahan dan proses yang semakin khusus menjadi terlihat dalam produksi peralatan yang ilmiah dan rumit, serta produk-produk teknis yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan industri, militer, dan publik konsumen meningkat. Dalam hubungan ini, kedudukan pemasok semakin bertambah penting. Para pengusaha pabrik percaya kepada pemasok bahan mentah, suku cadang, aksesoris, perkakas, dan mengoperasikan perbekalan untuk produksi dan operasi. Para pemasok makanan, obat-obatan, perangkat keras, pakaian, perabot rumah, bahan bakar, dan beribu-ribu produk lainnya untuk dijual kembali kepada komsumen utama (Moore, 2004 : 403-404).
b)   Hubungan Komunitas
Komunitas adalah sekelompok orang yang hidup di tempat yang sama, berpemerintahan sama, dan mempunyai kebudayaan dan sejarah yang umumnya turun-temurun. Orang hidup dalam komunitas dengan lembaga-lembaganya yang membuat mereka saling bergantung satu dengan lainnya. Mereka tidak dapat menikmati kehidupan yang baik tanpa lembaga-lembaga tersebut. Begitu pula lembaga itu hanya dapat hidup dengan izin mereka. Organisasi bisnis ada di antara lembaga-lembaga komunitas yang lebih penting. Bisnis membantu komunitas dengan menyediakan pekerjaan tetap, gaji yang layak, dan keuntungan finansial; dengan membeli barang-barang dan jasa dari pemasok lokal; dengan membayar pajak untuk kelangsungan pemerintahan setempat; dengan menyumbangkan proyek sosial dan kebudayaan; dengan menjalani semua peran kehormatan sebagai warga yang baik. Dengan demikian, lembaga bisnis yang maju berada pada posisi untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas tersebut (Moore, 2004:415).
c)    Hubungan Pemerintah
Suatu perkembangan penting dalam PR adalah terjadinya hubungan yang lebih erat antara perusahaan, asosiasi dan perserikatan dengan pemerintah, serta semakin meluasnya keterlibatan lembaga-lembaga swasta dalam permasalahan masyarakat (dimana selama ini permasalahan masyarakat lebih banyak ditangani pemerintah). Kepentingan bisnis dan pemerintah menjadi satu serta saling menguntungkan, dan kalangan bisnis tidak menganggap lagi pemerintah sebagai lawan, tetapi sebagai mitra kerja (Moore, 2004 : 469)
d)   Hubungan Konsumen
Kegiatan hubungan konsumen dari beberapa perusahaan industri dan perdagangan berpusat pada publik pelanggan. Para pelanggan merupakan salah satu aset perusahaan yang paling berharga. Mereka merupakan sumber penjualan barang, testimonial, dan acuan; mereka merupakan sumber utama pelanggan baru. Hanya dibutuhkan waktu dan pengeluaran sedikit untuk mempertahankan seorang pelanggan daripada mencari pelanggan baru. Perusahaan berusaha mempertahankan itikad baik para pelanggan dengan berhubungan secara teratur melalui perwakilan perdagangan, melalui surat, pertemuan, penelitian, dan dengan pengiriman per pos surat kabar atau majalah dan buku perusahaan secara teratur. Kepuasan pelanggan sangat bergantung pada pemakaian dan pemeliharaan yang tepat dari berbagai produk. Buku mini menerangkan pengolahan makanan dan minuman yang tepat. Buku pedoman menyajikan bimbingan kepada para pelanggan dalam menjalankan dan memlihara produk mekanik yang tepat. Para pelanggan secara berkesinambungan diberi informasi mengenai perkembangan produk dan perlengkapan baru untuk memungkinkan mereka melakukan penghematan, kepuasan, jaminan keamanan, meningkatkan daya guna dalam penggunaannya (Moore, 2004 : 506).
Menurut Seitel (2001 : 455) tujuan hubungan konsumen antara lain (1) mempertahankan pelanggan lama, (2) menarik pelanggan baru, (3) memasarkan/memperkenalkan produk atau jasa baru, (4) memudahkan penanganan keluhan pelanggan dan (5) mengurangi biaya. Costumer relations dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain plant tour, iklan, film, pameran, publisitas, brosur, dan special events.
e)    Hubungan dengan media massa dan pers (media & press relations)
Hubungan dengan media dan pers merupakan sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak publik. Dengan hubungan baik dengan media dan pers, perusahaan bisa mengontrol, mencegah, dan meminimalisir pemberitaan-pemberitaan negatif atau salah tentang perusahaan di media massa. Hubungan dengan pers dapat dilakukan melalui kontak formal dan kontak informal. Bentuk hubungan melalui kontak formal antara lain konfrensi pers, wisata pers (press tour), taklimat pers (press briefing), dan resepsi pers. Sedangkan bentuk hubungan melalui kontak informal antara lain keterangan pers, wawancara pers, dan jumpa pers (press gathering).
Jenis kegiatan yang umum dilakukan, diantaranya :
  1. Menyusun dan mendistribusikan siaran berita (news release), foto-foto, artikel untuk konsumsi publik.
  2. Mengorganisasikan konferensi pers, acara kunjungan media massa
  3. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi utama bagi media massa
  4. Mengatur wawancara kalangan media massa dengan pihak manajemen
  5. Mengelola berbagai bentuk materi komunikasi internal dan media informasi lainnya.
  6. Memproduksi jurnal-jurnal eksternal untuk distributor, pemakai jasa, konsumen langsung
  7. Membuat dan menulis bahan cetakan ; sejarah perusahaan, laporan tahunan, poster-poster pendidikan dan sebagainya
  8. Menyiapkan instrumen audio visual ; lembaran slide presentasi dan kaset video rekaman, berikut distribusi, penyusunan katalog, pameran dan lain-lain.
  9. Mempersiapkan dan memelihara berbagai bentuk identitas perusahaan ; logo perusahaan (komposisi warna, tipografi dan hiasan) jenis kendaraan dinas, pakaian seragam pegawai.
  10. Mewakili perusahaan pada acara pertemuan ekternal lainnya.
  11. Mempersiapkan survey-survey pendapat dan berbagai penelitian lainnya.
  12. Mengawasi tugas-tugas periklanan—hubungan dengan biro iklan---bila fungsi periklanan dibebankan kepada Humas.
  13. Berhubungan baik dengan kalangan politisi dan birokrat.
  14. Pengatur penyelenggaraan acara resmi perusahaan dan kunjungan pejabat penting, tamu kehormatan dan tokoh lainnya ke perusahaan.
  15. Menganalisis dan mengevaluasi umpan balik dari upaya untuk mencapai tujuan perusahaan.



BAB III
PENUTUP

 

KESIMPULAN

Jadi, seorang praktisi humas harus memiliki perencanaan yang matang dalam membuat suatu program kerja dan harus secara efisien menjalankan proses tersebut. Perencanaan dan Pemrograman dijadikan kompas kinerja yang akan menjadi patokan dan skala dalam menjalankan fungsi management. Perencanaan itu sendiri terdiri dari anggaran humas internal dan anggaran biro humas. Seorang praktisi PR harus memikirkan langkah apa saja yang akan diambil dalam mewujudkan suatu sistem yang baik dan terencana agar tidak salah arah dalam proses kinerjanya.
 Perencanaan yang baik serta pembentukan suatu program yang efektif dan efisien akan berdampak positif bagi perusahaan dan organisasi bersangkutan. Hal ini secara otomatis menguntungkan secara materi bagi perusahaan dalam jangka waktu tertentu dari hasil kinerja tersebut. Membuat program juga harus direncanakan secara matang agar program yang akan dipilih dan dijalankan akan efektif dan akan menghasilkan hasil yang maksimal. Dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan fungsi management, seorang humas harus memfikirkan tentang langkah apa yang akan diambil dan kemana nasib perusahaan akan dibawanya, kemudian membuat suatu kegiatan perencanaan yang baik dengan disertakan program-program dan media apa yang akan dipilih agar secara efektif meningkatkan minat positif bagi khalaya;



DAFTAR PUSTAKA


Jefkins Frank, 2003, edisi V, Public Relations, Penerbit Erlangga, Jakarta
Beard Mike, 2004, Edisi III, Manajemen Departemen Public Relation, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Abdurrachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Penerbitan PT. Citra Aditya Bakti
Kusunastuti,Frida. 2001. Dasar-Dasar Humas . Jakarta : GhaliaIndonesia
  http:// peran kerja humas.com/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PERENCANAAN PESAN – PESAN BISNIS

Makalah Kebijakan Ekonomi dan Perdagangan Internasional